Aku


Dua puluh menit seolah menjadi hidangan terakhir dalam detak nadiku. Kepalaku mencoba menggali kenangan yang semoat ku kubur dalam. Terlalu dalam. Hingga sulit untuk menemukan kata pertama yang ingin ku tulis.



Ya, sudah terlalu lama kutinggalkan pena dan buku ini. Keduanya berkarat, berjamur hingga tanganku gatal saat dipaksakan tuk menggenggamnya.

Kata-kata yang aku sering berloncatan di depan mata, kembali coba kuhadirkan namun kabur, ak lantas jelas meski kupicingkan mataku berkali-kali. Entahlah, apa yang kini ada dalam kepalaku. Sulit bagiku tuk menemukan kembali petualangan, semangat dan bahkan cinta dalam ceritaku.

Aku ragu-ragu tuk menatap, ragu tuk melangkah, aku takut, takut tuk mencicipi kembali kebebasan pikiran meski akhirnya aku kembali ke rumah ini.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.