Mengapa Takut Sama Sedangkan Kita Berbeda?


Terlalu dini untuk mengatakan bahwa kita dapat menginspirasi jutaan orang dengan tulisan, yang dipandang layak oleh penerbit, lalu dilepas ke pasaran. Karena, belum tentu ada orang yang mau membacanya. Apalagi jika tulisan kita hanya terkumpul di binder-binder tersimpan di sudut kamar atau rak lemari, dan file-file tak tersentuh.

Menjadikan menulis sebagai profesi juga bukan sebuah kesalahan, sekarang sedang gencar tentang "writerpreneur", menjadikan menulis sebagai mata pencaharian, sumber penghidupan bagi keluarga.



Bagi saya, menulis itu bagaikan rekreasi, menghibur diri, merealisasikan apa yang tidak bisa diwujudkan di dunia nyata, dan merangkum apa yang telah dialami dalam wujud coretan-coretan.

Karena memori takkan selamanya mengingat.

Kadangkala menulis pun jadi ajang pelampiasan kekesalan, catatan tentang keburukan. Bukan untuk dipublikasikan, hanya sebagai pengingat diri akan apa yang sudah kita lakukan.

Di masa depan, semua orang adalah penulis. Menemukan inspirasi dari dalam diri sendiri, memotivasi dengan ciri kita sendiri karena semua orang terlahir berbeda dengan keunikannya masing-masing, bermilyaran inti sel pembangunnya. Lalu, kenapa kita takut menjadi sama sedangkan kita terlahir berbeda?

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.