Sebuah Peristiwa
Sangat mengherankan, sosok bertubuh besar, berkacamata, berhias janggut di dagu, dan senyum selalu mewarnai wajahnya, yang biasa membawa ransel hitam ternyata alpa membawa pulpen untuk menulis. Padahal dari rumah, dia sudah mempersiapkan buku bacaan dan tentu saja kertas catatan. Benar-benar sebuah peristiwa. Berhasil membuatnya serasa mati kutu untuk ikut menulis di kertas layaknya kawan yang lain.
Dunia, memang unik. Kadangkala sebuah hal kecil yang sebenarnya tidak begitu dipandang, sanggup melonjak menjadi hal yang sangat urgen karena ketiadaannya. Atau, dalam artian lain, benda kecil itu merupakan benda paling penting daripada benda-benda lain yang ukurannya lebih besar dan kasat mata.
Ingat kisah karamnya Titanic? Sebuah lubang kecil di lambung kapal akibat tubrukan dengan gunung es, menjadi malapetaka besar yang menenggelamkan kapal terbesar di masanya itu. Film Lord of The Ring mencontohkann pula betapa hal kecil semacam cincin sanggup menjadi benda paling diperebutkan dan melahirkan perang yang berkecamuk di dalamnya. Begitupun dengan sekerat daun bayam, mampu memicu kekuatan super seorang pelaut bernama Popeye.
Lubang kecil itu, cincin itu, sekerat daun bayam itu, hanyalah benda-benda kecil. Sesuatu yang dalam pikiran kita tidak akan memberikan efek yang besar. Namun ternyata, dalam bahasa kang Hendra Purnama, pion-pion kecil itu bisa menjadi tokoh antagonis ataupun tokoh protagonis yang tak kasat mata alias tidak bisa kita tebak sebelum terjadinya peristiwa. Kita bisa tahu pentingnya peran benda-benda kecil itu, setelah melihat tuntas seluruh rangkaian peristiwa.
Demikian juga dengan ketiadaan pulpen yang dialaminya ini. Akan diketahui seberapa pentingnya pulpen setelah seluruh peristiwa tersebut dia ikuti sampai tamat. Lalu, apa yang akan terjadi?
Leave a Comment