Warisan Terindah

Warisan terindah dari leluhur tataran Sunda untuk para pemegang masa depan, sekarang sudah banyak ditinggalkan. Sungguh miris memperhatikan kondisi anak-anak pada zaman globalisasi sekarang ini. Mereka tidak mengenal indahnya kebersamaan dan keceriaan anak masa dulu.
Selain menyenangkan, banyak manfaat dan makna yang tersimpan di dalamnya. Biasa kita sebut permainan atau kaulinan barudak Sunda mengajarkan anak-anak untuk bisa kerja sama antar sesama. Memaksa untuk kreatif memutar otak, disiplin dan fokus. Badan mereka menjadi sehat, dan membantu pertumbuhan fisik menjadi kuat. Pergaulan mereka menjadi luas serta mempererat tali silaturahmi di antara mereka.
Coba bandingkan dengan permainan anak zaman sekarang yang justru merusak otak, membuat pikiran terbelenggu dan mata rusak. Perkembangan teknologi justru banyak memberi dampak negatif bagi anak-anak di usia bermain tanpa pengawasan.
Mereka cenderung seru sendiri, terkesan egois karena mendiamkan sesamanya. Mereka menggeluti benda digital dengan keterbatasan pikiran yang mereka punya. Justru beda bila mereka saling komunikasi, saling bertukar pikiran, ilmu dan pengalaman yang mereka punya.
Di sini saya akan coba mengingatkan atau mengenalkan kaulinan barudak Sunda yang sudah punah atau hampir punah.
1.     Loncat tali.
Permainan ini dilakukan minimal tiga orang, satu orang main dan dua orang memegang tali kepangan karet dari kedua ujung. Permainan ini sangat bermanfaat bagi tubuh anak yang lagi dalam masa pertumbuhan. Mempercepat tinggi badan dan membakar lemak. Kegiatan ini pun mengajarkan para pemain untuk bisa kerja sama saling membantu satu tim, karena bila salah satu anggota tim ada yang kalah bisa dibantu oleh rekannya dengan jumlah berlipat.
Bekerja keras serta fokus, mereka harus saling berusaha menyusul level lawannya. Pertama-tama mereka harus bisa melompati tali setinggi telinga mereka. Setelah berhasil, ketinggian merendah namun jumlah loncatan bertambah. Begitu seterusnya, namun prosesnya semakin sulit.

2.    Oray orayan.
Seperti namannya, oray orayan atau dalam bahasa Indonesia ular-ularan. Permainannya seperti seekor ular melingkar dan panjang yang dilakukan oleh banyak anak. Yang membuat seru dalam permainan ini, ada lagu atau kawih yang menyertai.
Oray orayan luar leor mapai sawah
Tong kasawah di sawah ker sedeng bekah
Mending ka lewi di lewi loba nu mandi ri...ri..ri...
Di tahap ini kedua penjaga berhak mengambil anak yang paling ujung. Setelah semua anak terbagi dua, kedua tim saling tarik adu kekuatan hingga salah satu diatara mereka terjatuh.
3.    Kaleci dan langlayangan.
Kaleci (kelereng) dan langlayangan (main layangan). Kaulinan yang ini masih membudaya di kalangan anak-anak. Ketentuan memainkannya pun hampir semua anak tahu.
Dalam permainan kelereng, si anak di haruskan memiliki tehnik dan taktik. Kelereng yang di jadikan senjata oleh si anak harus bisa mengeluarkan kelereng dalam lingkaran. Semakin banyak kelereng yang keluar dari lingkaran maka semakin banyak juga kelereng yang didapat.
Bermain layang tidak puas hanya sekedar menerbangkannya. Layaknya pertandingan, diangkasa para layangan saling beradu dan berputar membelit tali nilon atau gelasan agar tali layangan lawan putus. Mereka harus bisa mengukur angin, menyeimbangakan ke kuatan angin agar layang tidak terjatuh.
Buruknya permainan ini, para anak berlari mengejar layangan putus tanpa mempedulikan area sekitar. Mata mereka cuma terfokus ke langit mengikuti pergerakan layangan yang terbawa angin. Tidak peduli kaki berpijak di mana, merusak padi para petani, berlari di jalan raya membahayakan diri. Kulit hitam terbakar sinar matahari, perut kosong lupa waktu semua terabaikan karena keseruan tersebut.
4.    Ui sumput.
Ui sumput atau petak umpet. Beberapa tahun lalu permainan ini masih sering terlihat dilakukan anak-anak. Permainan ini mengajarkan kita untuk teliti dan jeli dalam menemukan teman yang bersembunyi. Harus fokus dan kerja keras jangan sampai si kucing kecolongan.
Permainan ini di mulai dengan ‘hompimpa’ untuk menentukan siapa yang akan menjadi kucing atau penjaga benteng. Mata ditutup, mulut berhitung sampai sepuluh dan anak-anak mencari tempat persembunyian. Untuk berganti penjaga si kucing harus berhasil menemukan semua yang bersembunyi, tanpa ada yang berhasil membebaskan sandraannya.
5.    Beklas
Beklas atau bola bekel, permainan ini identik dengan anak perempuan. Bola bekel terdiri dari bola karet dan cangkang kerang (Kuwuk). Permainan ini mengharuskan anak untuk bisa mengukur ketinggian bola dengan waktu untuk membalik dan mengambil kuwuk. Mereka harus bisa mengambil jumlah kuwuk berdasarkan level tanpa ada yang jatuh. Lawan akan berhenti bermain bila kuwuk yang mesti diambil jatuh atau tidak terbawa.
Permainan  berlanjut kembali setelah lawannya melakukan hal yang serupa. Di level tertinggi mereka harus memastikan jari mereka tidak menyentuh kuwuk yang lagi di balikan atau permainan berganti.
6.    Encrak.
Ketentuan permainannya hampir sama dengan bola bekel. Dalam permainan Encrak bukan bola yang dilempar, tapi batu. Setiap pemain harus memiliki batu andalan atau biasa disebut gundu sebagai senajata. Batu yang dipilih sebagai gundu biasanya batu kecil yang bentuknya bulat, mengkilat dan agak berat. Encrak merupakan permainan yang menggunakan batu-batu kecil.
Gundu di lempar keatas, tangan meraih batu sebanyak mungkin tanpa menyentuh batu yang tidak di targetkan atau terjatuh. Uniknya permainan ini, ada istilah hutang bagi yang tidak mendapatkan batu yang banyak
7.    Congklak
Jenis permainan ini sudah ada sejak zaman dulu. Konon permainan ini merupakan favorit para putri. Permainan ini mengajarkan akan pentingnya kesabar dan toleransi. Dan hanya bisa dilakukan oleh dua orang.
Cara bermainnya, kuwuk, batu kecil atau biji asam di masukan kedalam lekukan-lekukan congklak dengan jumlah yang sama, tujuh biji. Mereka melakukan suit terlebih dahulu, menentukan pemenang. Di sini pemain harus jeli dan memiliki strategi agar kuwuk yang dimainkan lebih lama dan mendapa hasil banyak.
8.    Ui lumpat atau ucing icingan
Sebenarnya banyak ragam dalam permainan ini, tidak hanya hompimpah untuk mencari sang kucing. Ada kawih atau nyanyian sebagai keseruan yang lebih asyik, diantaranya :
a.                        Lagu yang di mulai dari nama tokoh telenovela yang terkenal pada tahun 90 an. Si kucing berada ditengah lingkaran. Sambil berputar mereka melantukan lagu. Asyiknya, dalam kawih ada bait-bait yang mengharuskan si kucing dipukul, dikelitik dan ditembak.
Seusai kawih si kucing menghitung satu sampai sepuluh berselang. Hitungan kessatu para pemain meloncat satu langkah menjauh. Hitungan kedua menjadi patung, begitu seterusnya. Bila ada yang gagal, maka berganti kucing dan mengulang permainan. 
b.                       Lagu para tokoh dongeng, Alibaba, Pinokio, Cinderella dan Putri salju. Prosesnya sama seperti yang sebelumnya, namun tanpa mengerjai sang kucing.
c.                        Jatmeng. Yang satu ini menggunakan kaki dan tangan untuk menentukan sang kucing. Mereka mengejat-ngejatkan kaki, ke atas dan ke bawah. Bila kawihnya berbunyi “Nu ngejat emeng” maka yang mengangkat kaki kalah, begitupun sebaliknya.
Apabila belum menemukan yang kalah, mereka melanjutkan kawihnya dengan tarik ulur tangan. Dengan kawih cangkacang panjang, dan berujung dengan bait mengecoh.
d.                       Kucing-kucingan dengan nama buah atau profesi. Setiap orang harus memiliki nama tersebut dan saat tertangkap, si kucing harus bisa menghapal julukan orang tersebut. Permainan kucing-kucingan ini sangat mengasyikan dan menyehatkan badan. Di sana mereka diajarkan untuk bisa berlari cepat. Mengolah vokal dan memberikan kepercayaan diri.
9.    Galah atau bebentengan
Terdiri dari dua regu, setiap rergu bisa beranggotakan 5 orang atau lebih. Permainan ini harus di lakukan di lapangan atau tanah luas. Di tanah yang lapang tersebut mereka membuat garis berkotak kota dua sampai tiga meter perkotak menggunakan abu.
Ketua dari mereka hompimpa, suit atau lempar uang koin untuk menentukan siapa yang lebih dulu main. Yang kalah harus menjaga setiap garis. Tugas mereka menghalangi dan menangkap lawannya agar tidak bisa melewati garis kekuasaan mereka.
Taktik dan kerja sama benar-benar sangat dibutuhkan. Untuk bisa keluar dari kotak satu dan masuk ke kotak berikutnya, mereka harus bekerja sama melawan sang penjaga. Biasanya mereka mencoba masuk dari sisi kanan dan kiri si penjaga, agar si penjaga kebingungan harus menangkap siapa.
Kejelian dan ketelitian sang penjaga sangat berpengaruh untuk kemenangan tim. Apabila si penjaga sedang diserang banyak lawan, dia harus bisa jeli melihat lawan mana yang paling mudah ditangkap. Kecepatan berlari modal utama dalam permainan ini.
10. Sondah
Sondah mereupakan salah satu permainan yang menggunakan kekuatan satu kaki, keseimbangan. Permainan ini tidak membutuhkan banyak orang, cukup berdua atau bertiga. Sebelum  kepermainan mereka membuat kotak-kotak kecil berukuran segi panjang, disusun seperti rusuk persegi panjang atau salib.
 Mereka menggunakan lempengan atau potongan genting yang tidak ringan dan tidak berat serta rata. Lempengan genting dilempar ke kotak sesuai level, tanpa keluar dari jalur. Mereka meloncati kotak dengan satu kaki untuk mengambil lempengan genting
Ada beberapa tahap yang harus dikuasai untuk menjadi pemenang. Tidak hanya melempar lempengan geting ke setiap kotak. Tapi ada tahap si genting di taruh di tangan, bahu kepala dan kaki, dilempar dan ditangkap
11.  Gatrik.
Sebilah bambu berukuran satu meter dan 30 cm, alat untuk terjadinya permainan ini. Bambu yang berukuran kecil disanggah dua batu berenggangan. Si tongkat yang panjang bertugas melambungkan bambu kecil untuk dipukul sejauh mungkin.
Si bambu kecil terus dipukul untuk menentukan seberapa jauh lawan akan melompat dengan satu kaki. Permainan berganti bila sang pemain tidak bisa menggeser si tongkat kecil, dan hukuman lawan pun sampai di situ.
12. Boy boyan
Permainan ini pun mengandalkan kecepatan kaki, strategi dan kekompakan tim. Para pemain menyusun lempengan genting untuk nanti di jatuhkan oleh bola yang terbuat dari plastik-plastik bekas.
Pelempar harus bisa merobohkan susunan lempengan genting dan lawan menjaga di depannya untuk bisa menangkap bola tersebut. Si lawan harus bisa melempar anggota si pemain sebelum mereka berhasil menyusun lempengan itu kembali.
13. Puputrian
Puputrian ini termasuk permainan yang cukup lama dan punah. Anak-anak sekarang sudah tidak lagi mengenalnya. Permainan ini merupakan permainan tebak gaya atau profesi.
Puputrian sama halnya dengan kerajaan. Di sini si kucing jadi raja atau putri yang duduk di singgah sana. Dia diharuskan menebak gaya para rakyatnya yang sedang melapor ingin bekerja. Sebelumnya para raknyat berunding untuk menetukan profesi yang akan mereka lakukan, ada petani, penggali sumur, dokter. Apabila sang raja sudah bisa menebak dia harus meloncat sambil meneriakan jawabannya, sang rakyat pun berhamburan agar tidak tertangkap.
14. Engkel atau sorodot goplok.
Engkel merupakan permainan dengan menggunakan batu. Si batu di taruh di atas punggung kaki dan di bawa dengan cara di ayun. Usahakan batu tidak jatuh sampai sang batu berhasil dilempar ke batu lawan.
15. Perepet jengkol
Permainan yang juga menggunakan kawih. Semua anak harus saling mengkaitkan atau mengunci sebelah kaki mereka seperti rantai dengan melingkar. Mereka harus bisa menjaga keseimbangan, jangan sampai terlepas higga kawih selesai.
16. Cocacola
Cocacola atau permainan permintaan. Inilah permainan yang paling disukai si kucing, dia bisa meminta kepada pemain lainnya untuk menjadi apa yang dia inginkan. Kapal-kapalan, terowongan, korsel dan yang lain. Si kucing bisa naik dan menduduki mereka, yang tidak sanggup menahan beban, maka dia kalah dan menjadi kucing.
17. Maen gambar
Permainan ini yang masih banyak terlihat dikukan oleh anak-anak zaman sekarang. Banyak ragam dalam permainan ini. Kikiyuhan, main gepok atau babandara. Kikiyuhan yaitu permainan oleh dua gambar. Kedua gambar harus di pastikan angka belakangnya bisa dijumlahkan menjadi sembilan.
Maen gepok yaitu memukulkan tangan yang telungkup di depan tumpukan gambar agar terbalik. Sedangkan babandaran, pemain menyimpan jumlah tarohannya di depan tumpukan gambar yang telah dikocok. Apabila angka sang bandar lebih besar dari pemain, maka dia bisa menyita semua angka di bawahnya. Akan tetapi bila sebaliknya dia harus membayar jumlah gambar yang ditaruhkan pemain.
18. Pelak cau atau huhuian
Permainn ini mengandalkan kekuatan tangan. Ada pak petani, ada pembeli dan cau atau ubi. Yang menjadi cau atau ubi harus memeluk badan temannya secara berjejer. Mula-mula si pembeli mengetuk pintu dan mengucapkan salam, menanyakan kabar cau atau pisang yang akan di belinya.
“Heg we tekean hipu can?” si pembeli menjitak para cau satu persatu.
“Encan gening.” kata si pembeli. Dan si pembeli disuruh kembali lagi besoknya dan mengulang hal yang sama. Setelah hari ketiga, maka si pembeli baru bisa mencabut ubi atau cau tersebut. Di sini si Ubi berusaha mengencangkan pelukannya agar tidak terlepas dari temannya.
19. Egrang
Permainan dari bambu panjang yang memiliki cabang untuk bisa dijadikan pijakan. Permainan ini cukup banyak dikenal oleh beberapa negara, bahkan sering ada dalam festival dan sirkus. Cukup sulit dalam mengatur keseimbangan, namun sangat seru. Kita merasa tinggi dan bisa melihat lebih jauh.
20.Pipitikan
Pipitikan permainan yang menggunakan karet gelang, ini pun sudah tidak di kenali anak sekarang. Pemain mengumpulkan beberapa jumlah karet gelang. Semua keret gelang dilempar ke atas, dan berhamburan di lantai.
Kita lihat posisi semua karet yang jatuh. Bila karet menumpuk kita pisahkan oleh kuku jempol satu persatu. Bila terpisah kita centang karet tunggal ke karet tunggal satunya hingga membentuk tiga lingkaran pipih. Untuk mendapatkan karetnya kita harus menitikan jari kita ke ketiga lingkaran pipih tersebut dan jangan sampai tersentuh.

Masih banyak permainan lainnya yang belum terabsen. Begitu kaya dan melimpah kreasi permainan zaman dulu. Orang yang terlahir di tahun 80 dan 90 an pasti mengenal beberapa permainan yang lainnya. Seperti Cingciripit, Pacicicici Putri, Paciwit ciwit lutung, Saya punya anak, Ui samping, Sumput batu, juga Tebak batu.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.